Cari Blog Ini

Kamis, 18 Oktober 2012

Mengapa Kau Tak Datang?


Semalam aku tidur lebih cepat dari biasanya. Tentunya karna ingin mempersiapkan hari ini dengan baik. Aku tak ingin hari ini diwarnai kesedihan ataupun kekecewaan walaupun itu sekecil debu. Mungkin diantara kalian ada yang bertanya, “ada apa gerangan ?” ini adalah hari special buatku. Memang bukan hari ulang tahun atau hari jadianku, tapi hari ini belahan jiwaku akan datang menemuiku. Kalian mungkin berfikir aku terlalu berlebihan. Tapi inilah aku kawan, hatiku begitu merindukan sosoknya.
Akupun berangkat ke sekolah dengan tergesa-gesa, sampai-sampai aku hampir salah pakai seragam. Di sekolah, seperti biasa saya mengikuti pelajaran. Entah kenapa, aku melamun atau menghayal yah? Haha . “Ama, Nurul Amaliyah Hartini, what happen with you? ” suara keibuan dari guru bahasa inggrisku mengagetkanku. “I never mind Mom” jawabku singkat.
“tet teeeeeeeettt.. tet teeeeeeett” bell istirahat pertama berbunyi. Riko, sahabatku datang menghampiriku. Seperti biasa, dia berkelakar menggunakan gombalan mautnya demi menggodaku. Akupun tersenyum simpul. “Kenapako sayang? Siapa nupikirkan? Janganmako terlalu pikirkan ka’ deh, kusayang jako” katanya sambil tertawa. Aku hanya diam. Karna tak berhasil menggodaku, akhirnya diapun berlalu. Tatapanku hanya tertuju pada jam dinding di kelasku.

Setelah jam sekolah selesai, sayapun berjalan sendiri, terus berjalan tanpa jeda. Suara sepeda motor yang yang taka sing lagi di telingaku seketika berhenti di dekatku menghentikan jalanku. “sini kuantarko pulang” terdengar suara sahabatku Rico menawarkan. Sayapun menundukkan wajah sambil bergegas duduk diatas motornya.
Setiba di rumah, saya tidak langsung mengganti seragam, tapi malah lebih memilih memeriksa telepon genggamku, siapa tau ada smsnya, harapku . Hatiku dagdigdug tidak karuan saat membuka semua pesan singkat yang masuk. Kuperiksa satu demi satu, tapi tak ada satupun pesan darinya. Kurebahkan badan keatas ranjang. “kriiiikkk” suara derik ranjang seperti ikut merayakan kehampaan hatiku siang ini. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya sms darinya masuk juga.
Ada perasaan tak nyaman ketika hendak membukanya, seperti sebuah firasat. Akhirnya kuberanikan diri untuk membacanya.
Beph ^_^)/” (isi pesannya)
huft, ternyata hanya pesan singkat yang berisi panggilan sayang kami berdua.
iyeeee” (balasku).
Akupun bergegas mengganti pakaian “mungkin dia sudah tiba” gumamku. Setelah selesai mengganti seragam sekolah dengan pakaian yang sudah kupersiapkan, akupun memeriksa kembali handphoneku. Dan 1 lagi pesan darinya masuk.
nda jadika ke Galesong beph.. sorry” (isi pesannya)
Dengan perasaan kecewa, akupun membalasnya dengan singkat. “oh iye
marahki beph?” balasnya.
ndaji” balasku singkat.
Entah kenapa, perasaanku seketika suram tak bergairah.
tapi kecewa ?” balasnya lagi.
dikit” jawabku”
iiituuuu ..” balasnya. Mungkin dia merasakan perasaanku yang sedang galau. “janganki begitu sayang” katanya mencoba menenangkanku. “muka-muka marahki bela”, “kusayangki bebh, janganki begitu” smsnya bertubi-tubi menyerang inboxku. Saya mencoba meyakinkannya bahwasanya saya baik-baik saja.
seriuski, lainki gaya smsta beph” nampaknya dia benar peka akan perasaanku sekarang. Saya sekali lagi mencoba meyakinkannya. “tapi nda enaki perasaanku bebh, nda yakinka, pasti marahki toooh..” sekali lagi dia berhasil meluluhkanku. Ya, aku memang benar mencintai makhluk itu. Sosok lelaki yang sempurna menurutku, sempurna dengan kasih sayang yang selalu tertumpahkan untukku.
Akhirnya akupun berusaha menghentikan percakapan itu. Ya, karna takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Mengucapkan kata yang tak diinginkan misalnya. “sudahdulunah, mauka pergi” alasanku untuk menghentikan berdebat dengannya. “Hati-hatiki sayang” balasnya. Terlihat dalam hingga kumeneteskan air mata.
Entah kenapa sosok lelaki itu membuatku tak berdaya. Ingin marah, tapi hati tak sanggup. Kubuka computer jinjing milikku, dan kutatap gambar yang ada di tampilan awalnya. Kupandangi dalam-dalam sosoknya. “Tuhan, aku merindukannya” gumamku. Kubuka sebuah folder yang bertuliskan “My Jeyyuk” . kupandangi satu persatu gambar dirinya yang sudah kuunduh dari dunia maya beberapa hari setelah aku dan dia resmi pacaran. Kutatap dalam-dalam mata dalam gambar itu. tak sadar keyboard komputerku terasa basah. Basah ? apakah karna gerimis ? atau air mataku kah ? seketika air itu kusadari bercucuran deras di pipiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar