Semalam aku tidur lebih cepat dari biasanya. Tentunya karna
ingin mempersiapkan hari ini dengan baik. Aku tak ingin hari ini diwarnai
kesedihan ataupun kekecewaan walaupun itu sekecil debu. Mungkin diantara kalian
ada yang bertanya, “ada apa gerangan ?” ini adalah hari special buatku. Memang
bukan hari ulang tahun atau hari jadianku, tapi hari ini belahan jiwaku akan
datang menemuiku. Kalian mungkin berfikir aku terlalu berlebihan. Tapi inilah
aku kawan, hatiku begitu merindukan sosoknya.
Akupun berangkat ke sekolah dengan tergesa-gesa,
sampai-sampai aku hampir salah pakai seragam. Di sekolah, seperti biasa saya
mengikuti pelajaran. Entah kenapa, aku melamun atau menghayal yah? Haha . “Ama,
Nurul Amaliyah Hartini, what happen with you? ” suara keibuan dari guru bahasa
inggrisku mengagetkanku. “I never mind Mom” jawabku singkat.
“tet teeeeeeeettt.. tet
teeeeeeett” bell istirahat pertama berbunyi. Riko, sahabatku datang
menghampiriku. Seperti biasa, dia berkelakar menggunakan gombalan mautnya demi
menggodaku. Akupun tersenyum simpul. “Kenapako sayang? Siapa nupikirkan?
Janganmako terlalu pikirkan ka’ deh, kusayang jako” katanya sambil tertawa. Aku
hanya diam. Karna tak berhasil menggodaku, akhirnya diapun berlalu. Tatapanku
hanya tertuju pada jam dinding di kelasku.
Setelah jam sekolah selesai, sayapun berjalan sendiri, terus
berjalan tanpa jeda. Suara sepeda motor yang yang taka sing lagi di telingaku
seketika berhenti di dekatku menghentikan jalanku. “sini kuantarko pulang”
terdengar suara sahabatku Rico menawarkan. Sayapun menundukkan wajah sambil
bergegas duduk diatas motornya.
Setiba di rumah, saya tidak langsung mengganti seragam, tapi
malah lebih memilih memeriksa telepon genggamku, siapa tau ada smsnya, harapku .
Hatiku dagdigdug tidak karuan saat membuka semua pesan singkat yang masuk. Kuperiksa
satu demi satu, tapi tak ada satupun pesan darinya. Kurebahkan badan keatas
ranjang. “kriiiikkk” suara derik ranjang seperti ikut merayakan kehampaan
hatiku siang ini. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya sms darinya masuk
juga.
Ada perasaan tak nyaman ketika hendak membukanya, seperti
sebuah firasat. Akhirnya kuberanikan diri untuk membacanya.
“Beph ^_^)/” (isi
pesannya)
huft, ternyata hanya pesan singkat yang berisi panggilan
sayang kami berdua.
“iyeeee” (balasku).
Akupun bergegas mengganti pakaian “mungkin dia sudah tiba”
gumamku. Setelah selesai mengganti seragam sekolah dengan pakaian yang sudah
kupersiapkan, akupun memeriksa kembali handphoneku. Dan 1 lagi pesan darinya
masuk.
“nda jadika ke Galesong beph..
sorry” (isi pesannya)
Dengan perasaan kecewa, akupun membalasnya dengan singkat. “oh iye”
“marahki beph?” balasnya.
“ndaji” balasku singkat.
Entah kenapa, perasaanku seketika suram tak bergairah.
“tapi kecewa ?” balasnya
lagi.
“dikit” jawabku”
“iiituuuu ..” balasnya.
Mungkin dia merasakan perasaanku yang sedang galau. “janganki
begitu sayang” katanya mencoba menenangkanku. “muka-muka
marahki bela”, “kusayangki bebh, janganki
begitu” smsnya bertubi-tubi menyerang inboxku. Saya mencoba
meyakinkannya bahwasanya saya baik-baik saja.
“seriuski, lainki gaya smsta
beph” nampaknya dia benar peka akan perasaanku sekarang. Saya sekali
lagi mencoba meyakinkannya. “tapi nda enaki
perasaanku bebh, nda yakinka, pasti marahki toooh..” sekali lagi dia
berhasil meluluhkanku. Ya, aku memang benar mencintai makhluk itu. Sosok lelaki
yang sempurna menurutku, sempurna dengan kasih sayang yang selalu tertumpahkan
untukku.
Akhirnya akupun berusaha menghentikan percakapan itu. Ya,
karna takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Mengucapkan kata yang tak
diinginkan misalnya. “sudahdulunah, mauka pergi”
alasanku untuk menghentikan berdebat dengannya. “Hati-hatiki
sayang” balasnya. Terlihat dalam hingga kumeneteskan air mata.
Entah kenapa sosok lelaki itu membuatku tak berdaya. Ingin
marah, tapi hati tak sanggup. Kubuka computer jinjing milikku, dan kutatap
gambar yang ada di tampilan awalnya. Kupandangi dalam-dalam sosoknya. “Tuhan,
aku merindukannya” gumamku. Kubuka sebuah folder yang bertuliskan “My Jeyyuk” .
kupandangi satu persatu gambar dirinya yang sudah kuunduh dari dunia maya
beberapa hari setelah aku dan dia resmi pacaran. Kutatap dalam-dalam mata dalam
gambar itu. tak sadar keyboard komputerku terasa basah. Basah ? apakah karna
gerimis ? atau air mataku kah ? seketika air itu kusadari bercucuran deras di
pipiku.